KEUNGGULAN PUPUK ORGANIK DIBANDINGKAN DENGAN ANORGANIK

13 Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia antara lain :

1. Harga Pupuk organik relatif lebih murah
2. Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk anorganik.
3. Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.
4. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.
5. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
6. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman
7. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
8. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.
9. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia dalam tanah.
10. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam tanah
11. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah didapatkan.
12. Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih bagus jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat.
13. Untuk kesehatan manusia tanaman yang menggunakan pupuk organik lebih menyehatkan karena kandungan nutrisinya lebih lengkap dan lebih banyak.
(disadur dari http://www.gerbangtani.com)

Secara umum, diatas telah diuraikan kelebihan dari pupuk organik, coba kita arahkan ke kebutuhan lain, dimana pupuk organik dapat di jabarkan dari asal hewan ternaknya, adalah dari kohe sapi, kambing, ayam, bebek, kuda, kerbau, dll.

Mari kita kerucutkan masalah, bagaimana apabila perkebunan/demand membutuhkan sebuah pasokan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pasokan yang konstant (stabil) dan kontinu
2. Homogenitas produksi yang baik ada standarisasi mutu
3. Kuantitas demand yang besar atau bahkan sangat besar

Pada dasarnya produksi pupuk organik yang berbasis kotoran hewan adalah pemanfaatan limbah (waste) dari sebuah peternakan itu sendiri. Dari kebutuhan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Peternakan sapi yang memiliki skala besar untuk dapat memenuhi ketiga kriteria tersebut diatas. Marilah kita bahas mengenai, bagaimana sebuah produk dapat di buat hingga sampai dengan supply ke customer (perkebunan-red).

DSCN6108

Serbuk kayu albasiah (murni) bukan campuran serbuk bekas triplex dll.. yang di tebar di bawah kandang sapi untuk dapat menimbulkan rasa nyaman kepada ternak, juga sebagai mencegah ternak “terpeleset” hingga jatuh.

DSCN6121

Ternak akan membuang kotoran berikut urinenya ke serbuk kayu tersebut dengan ketebalan kurang lebih 10-15 cm. Dalam usia lebih dari 1 minggu residual tersebuta akan di angkut keluar kandang. Untuk kemudian diangkut kedalam sebuah reservoir.

DSCN6117

Untuk selanjutnya di akumulasi dan dilakukan proses fermentasi, Hasil fermentasi kotoran hewan dapat berupa cairan (urine) maupun feses (kotoran padat). Baik kotoran cair maupun padat dari berbagai jenis hewan dapat kita manfaatkan sebagai pupuk kandang. Meskipun demikian, jumlah kotoran yang dihasilkan oleh masing-masing hewan ternak tidaklah sama. Tidak hanya itu, kandungan unsur haranya pun berbeda-beda. Jumlah dan kandungan unsur hara pada kotoran hewan ternak dalam satu jenis pun tidak sama, hal ini sangat tergantung pada jenis makanan maupun cara perawatan. Namun, sebagai seorang petani perbedaan tersebut tidaklah signifikan, sehingga tidak perlu mendapatkan perhatian serius karena selisih kandungan unsur hara dalam kotoran hewan ternak sangat tipis.

Kelebihan pupuk kandang salah satunya adalah mengandung unsur hara lengkap. Unsur hara lengkap ini sangat dibutuhkan tanaman untuk melangsungkan pertumbuhannya. Kandungan unsur hara lengkap pada pupuk kandang berupa unsur makro maupun mikro. Unsur makro merupakan unsur hara tanaman yang dibutuhkan dalam jumlah besar selama pertumbuhan tanaman, sedangkan unsur mikro hanyalah sedikit. Namun, meskipun unsur mikro dibutuhkan tanaman hanya sedikit, tetapi unsur ini mutlak harus tetap tersedia di dalam tanah. Sehingga pemanfaatan pupuk kandang sangatlah bagus di bidang pertanian karena kebutuhan tanaman akan unsur hara semuanya terpenuhi pada pupuk ini.

Meskipun pupuk kandang mengandung hara lengkap, tetapi kandungan unsur haranya dapat hilang karena disebabkan oleh penguapan tinggi, penyerapan, penyimpanan, maupun proses dekomposisi.
Pembuatan pupuk kandang pada lantai ubin dapat mengurangi hilangnya unsur hara akibat peyerapan, sedangkan kehilangan akibat penguapan dapat diminimalisir dengan pembuatan naungan dan meminimalkan pembalikkan pupuk ketika fermentasi sedang berlangsung.

Berdasarkan proses dekomposisinya, pupuk kandang dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pupuk dingin dan pupuk panas. Pupuk dingin adalah pupuk yang terjadi karena selama proses dekomposisi atau penguraian oleh mikroorganisme berlangsung perlahan. Karena proses penguraian yang lambat sehingga pupuk ini tidak menimbulkan panas. Pupuk panas merupakan pupuk yang terjadi karena selama proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung dengan cepat, sehingga menimbulkan panas. Pupuk panas apabila diaplikasikan ke dalam tanah dalam keadaan belum matang (belum difermentasi) sangat berbahaya, karena dapat merusak tanaman bahkan menyebabkan kematian. Namun, meskipun pupuk kandang dingin tidak menyebabkan panas, pupuk ini harus tetap difermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan agar mikroorganisme yang merugikan tanaman tidak berkembang biak dengan baik. Contoh pupuk kandang panas adalah pupuk dari kotoran ayam, bebek, kuda, dll. Contoh pupuk kandang dingin seperti pupuk dari kotoran kerbau, sapi, dll.

Kelanjutan mengenai proses fermentasi lihat postingan sebelumnya, https://pupukbiogrow.wordpress.com/2015/01/25/pengomposan-kotoran-sapi-dekomposisi/
Penting untuk di catat, bahwa fermentasi dalam proses pembuatan Pupuk Organik ini sangatlah penting dilakukan, dan dengan pengontrolan mikroba yang di tanamkan, dapat menghasilkan Pupuk Organik dengan kriteria unsur2 hara yang lebih baik dan lengkap.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

MANFAAT PER ZAT KANDUNGAN DALAM PUPUK ORGANIK

SEJARAH DIMULAINYA PENGGUNAAN PUPUK
Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.

JENIS

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urin) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat banyak mengandung unsur hara makro, seperti fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urin hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.

Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganisme sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam.

Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan – bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri bersuhu dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara dapat berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman. Untuk Pupuk Biogrow merupakan pupuk kandang organik, yang di klasifikasikan sebagai, well fermented Organic fertilizer, dengan unsur2 hara yang lengkap dan telah diuji Lab. dengan hasil uji sebagai berikut:

Biogrow test sucofindo


PUPUK HIJAU

Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan. Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti kacang-kacangan dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.

Pupuk hijau digunakan dalam:
Penggunaan tanaman pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, di mana tanaman pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
Penggunaan tanaman penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.

KOMPOS
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan Azolla.

Beberapa kegunaan kompos adalah:

Memperbaiki struktur tanah.
Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
Memperbaiki drainase dan pori – pori dalam tanah.
Menambah dan mengaktifkan unsur hara.

Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).

HUMUS

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.

PUPUK ORGANIK BUATAN

Pupuk organik buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan menggunakan peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:

Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Meningkatkan produktivitas tanaman.
Merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun.
Menggemburkan dan menyuburkan tanah.

Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.
Manfaat

Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.

Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit. Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.

Fungsi unsur-unsur hara makro :

Nitrogen (N):

Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.

Fosfor (P):
Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
Merangsang pembungaan dan pembuahan
Merangsang pertumbuhan akar
Merangsang pembentukan biji
Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
Tanaman yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan

Kalium (K):
Berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air.
Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
Tanaman yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.

Pupuk organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan. (disadur dari Wikipedia)

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Integrasi Mutualisma Ternak Sapi dengan Kebun Sawit

sapi-sawit

Disadur dari http://www.inspirasibangsa.com
Bengkulu, Inspirasi Bangsa (13/12)—Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah meminta peternak sapi di daerah itu membangkitkan program integrasi sapi dan sawit yang pernah berjaya sekitar tahun 2000-an.
“Bengkulu pernah menjadi percontohan untuk program sapi-sawit yang dikembangkan salah satu perkebunan sawit PT Agricinal,” katanya di Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan, saat itu, program sapi-sawit mendapat perhatian dari seluruh peternak di daerah ini.
Komoditas sawit yang banyak dikembangkan petani di daerah ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama bagian pelepah sawit.

Menurut Gubernur, program ini sangat strategis dibangkitkan, apalagi dengan potensi perkebunan kelapa sawit yang terdapat di sejumlah kabupaten dan kota.
Tanaman sawit sebagai pakan yang berlimpah dapat dioptimalkan untuk mengembangkan peternakan sapi dan mengamankan kebutuhan daging lokal.
“Program ini sudah pernah dikembangkan PT Agricinal dan perlu disebarkan ke perusahaan perkebunan lainnya,” katanya di Bengkulu, Kamis.

Menurut Gubernur, selain mengamankan kebutuhan daging lokal, hingga nasional, sistem integrasi itu juga akan meningkatkan pendapatan petani.
Untuk itu, ia mengharapkan para petani dan perusahaan perkebunan sawit swasta mengembangkan sistem integrasi sapi-sawit tersebut.
“Hanya butuh transfer ilmu, karena potensi daerah kita cukup untuk memproduksi daging sapi, dengan sistem ini diharapkan Bengkulu menjadi lumbung sapi potong,” katanya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu Irianto Abdullah mengatakan pada 2013 program sistem integrasi sapi-sawit akan dikembangkan, terutama daerah sentra produksi tanaman perkebunan sawit.
“Pemerintah memberikan bantuan dana pembelian sapi kepada kelompok tani di beberapa kabupaten,” katanya.
Proses integrasi yakni tanaman sawit, dapat menjadi pakan bagi ternak sapi sedangkan kotoran sapi dapat dijadikan kompos untuk tanaman.

Pada 2013, kata dia, program integrasi sapi-sawit akan dikembangkan di beberapa kabupaten, antara lain Kabupaten Seluma, Mukomuko, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah. (Laras)

Posted in Uncategorized | Tagged , , , , | Leave a comment

Pupuk Kandang Kotoran Sapi Sebagai Media Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus)

kotoran sapi media LR_1

kotoran sapi media LR_2

kotoran sapi media LR_3

Budidaya cacing tanah memiliki potensi cukup besar karena cacing tanah dibutuhkan untuk pakan ternak, bahan baku obat, kosmetika, pengurai limbah organik, bahkan untuk bahan baku makanan dan minuman. Budidaya cacing tanah tidak memerlukan biaya yang banyak, karena media yang digunakan untuk pemeliharaan cacing tanah adalah kotoran hewan. Selain kotoran hewan, limbah industri dari pertanian, seperti serbuk gergaji, kompos sampah, dedak, jerami, rumput, dan daun-daunan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan saranglmedia. Daun murbei yang mengandung protein tinggi dapat dijadikan pakan bagi cacing tanah, sehingga diharapkan akan meningkatkan hasil panen. Tujuan penelitian 1m adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangbiakan Lumbriclis rubel/lis dalam media kotoran sapi yang mengandung tepung daun murbei (Moms multicalllis). Sebanyak 12 kotak media dengan jumlah cacing tanah 8 ekor (1,5 g) dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan. Media yang digunakan merupakan media campuran kotoran sapi (KS) dengan tepung daun murbei (TM) dengan komposisi sebagai berikut: 100% KS (kontrol), 90% KS + 10% TM (perlakuan A), 80%KS +20%TM (perlakuan B) dan 70% KS +30%TM (perlakuan C). HasiI penelitian secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan media memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bobot cacing dan produksi kokon, tetapi tidak berbeda nyata terhadap susut media dan media terkonsumsi (konsumsi bahan kering, protein kasar dan serat kasar). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa rataan bobot cacing, produksi kokon dan media terkonsumsi semakin berkurang dengan bertambahnya hari panen, namun rataan susut media semakin bertambah besar dengan bertambahnya hari pan en. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun murbei sebanyak 10% dan 20% pada media memberikan efek pertumbuhan cacing tanah sebaik kontrol, namun perlakuan media tersebut kurang memberikan efek yang positifterhadap perkembangbiakan cacing tanah.

Posted in Uncategorized | Tagged , , , , | Leave a comment

Kombinasi pupuk kandang, pupuk kimia, dan mikrob hayati menjadikan diameter jabon mencapai 10 – 13 cm dalam 13 bulan

CIMG0083

Roni3

2219049__bibitjabonall

Pertama, kami ucapkan terimakasih kepada ASA Forestry selaku customer kami, dalam mensuply kebutuhan akan pupuk kandang kotoran sapi untuk penanaman POHON JABON oleh klien2 ASA Forestry, (http://www.hutanrakyat.com/index.php/asaforest/tentang-asa-forestry). Untuk lebih jelasnya kami meyadur dari tulisan rumahtani, hasil ujicoba dan engalaman beliau merupakan bekal kami untuk belajar mengembangkan industri Jabon di Indonesia.

Kombinasi pupuk kandang, pupuk kimia, dan mikrob hayati menjadikan diameter jabon mencapai 10 – 13 cm dalam 13 bulan. Jabon berumur setahun biasanya baru berdiameter 7 – 8 cm. Panen jabon pada tahun ke-5 pascatanam belum cukup cepat buat Raharjo, pekebun di Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada umur 5 tahun, garis tengah jabon 30 – 40 cm. Dalam waktu sama, jati Tectona grandis baru 12 – 15 cm, ulin Eusideroxylon zwageri 7 – 9 cm, sedangkan meranti merah Shorea selanica masih kurang dari 10 cm. Itu sebabnya jabon Anthocephalus cadamba dijuluki fast growing species alias jenis cepat tumbuh.

Pekebun melakukan berbagai cara agar lebih cepat panen. Raharjo menargetkan panen pada tahun ke-4 penanaman, saat garis tengah batang minimal 40 cm dan tinggi tidak kurang dari 15 m. Menurut Hendrikus Setiawan, pekebun jabon di Wajak, Malang, Jawa Timur, perlu pohon berdiameter minimal 36 cm – alias lingkar batang 113 cm – dengan batang lurus sepanjang 10 m untuk mencapai volume 1 m3.. Itu berdasarkan asumsi bentuk batang lurus seperti pipa paralon. Diameter batang saat diukur setinggi dada (DBH, diameter at breast height, red.) lebih dari 40 cm.

Mikroba

Raharjo memberikan pupuk berlapis – pupuk kandang, pupuk kimia, serta mikrob hayati – untuk menggenjot pertumbuhan 16.500 batang jabon miliknya. “Sifat cepat tumbuh jabon baru muncul kalau pekebun merawat secara intensif. Tanpa perawatan, sudah untung kalau bisa panen di tahun ketujuh,” kata Dr Irdika Mansur MForSc, peneliti jabon di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Sebelum menanam pada Oktober 2010, Raharjo membuat lubang tanam 50 cm x 50 cm x 50 cm lalu membenamkan 30 kg pupuk kandang – 1/4 bagian kotoran ayam; sisanya, kotoran kambing – dan 100 g pupuk NPK. Selanjutnya ayah 2 anak itu mengocorkan seliter larutan mikroorganisme lalu menutup pupuk kandang itu dengan tanah setebal 5 – 10 cm. Pemberian larutan mikroorganisme bertujuan mempercepat penguraian pupuk kandang. Tanpa itu, pupuk kandang perlu 2 – 4 minggu untuk terurai sempurna, tergantung jenisnya. Paling cepat pupuk asal kotoran sapi; terlama, kotoran kambing. Mula-mula Raharjo merebus seliter air hingga mendidih lalu menaburkan 1 kg gula pasir dan mengaduk sampai rata. Setelah dingin, ia menambahkan seliter mikroorganisme pekat dari botol, menambahkan air lagi sampai volumenya tepat 20 l, lalu menutup rapat.

Setelah 48 jam, larutan itu siap digunakan sebagai larutan induk. Raharjo mengambil seliter larutan itu lalu menambahkan air hingga mencapai volume 100 l. Selanjutnya larutan baru itu siap dikocorkan ke lahan atau disemprotkan ke tajuk. “Larutan induk cuma tahan simpan maksimum 5 hari,” kata karyawan perusahaan migas asing itu. Lebih dari itu mikrob sudah habis sehingga larutan tidak efektif lagi untuk meningkatkan kesuburan.

Selang 2 minggu, campuran pupuk menjadi serupa tanah tapi berwarna lebih gelap. Itu tanda penguraian sempurna, yang artinya lubang tanam siap digunakan. Selanjutnya Raharjo tinggal membenamkan bibit setinggi 25 – 40 cm dengan jarak antartanaman 2,5 m. Selain mengocorkan larutan mikroorganisme ke pupuk kandang sebelum penanaman, Raharjo juga menyemprotkan pupuk hayati per 2 minggu pascatanam sampai muncul tunas daun tingkat kedua – kira-kira saat tanaman berumur 3 bulan.

Pada bulan ke-6 pascatanam, Raharjo memupuk dengan 15 kg pupuk kandang dan 200 g NPK. Pupuk dimasukkan ke dalam parit di tengah lajur antartanaman selebar 30 – 40 cm dengan kedalaman 10 – 15 cm. Jarak dari tepi parit ke batang jabon hanya 1,05 – 1,1 m, “Kira-kira tepat di ujung akar,” ungkap Raharjo. Cara itu terbukti efektif: pada Januari 2012 atau 13 bulan pascatanam, lingkar batang mencapai 32 – 35 cm dengan tinggi 5 – 6 m. Raharjo berharap jabon dapat ditebang pada umur 4 tahun.

Nun di Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Zaini Lutvi juga mengandalkan mikrob untuk memacu pertumbuhan kadam. Tidak seperti Raharjo yang mengencerkan seliter larutan induk menjadi 100 l larutan, Zaini hanya mengencerkan sampai 20 l. Sebanyak 3.250 batang jabon umur 15 bulan di lahan 5 ha milik pria pelahiran Sukabumi 43 tahun silam itu pun tumbuh segar setinggi 6 – 7 m dengan garis tengah 8 – 12 cm.

Lain lagi Mochamad Insaf di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ia malah tidak menggunakan pupuk hayati buatan pabrik. Sebagai gantinya, ia menaburkan 10% cacahan batang pisang ke dalam campuran kompos. “Batang pisang mempertahankan kelembapan dan mampu menyimpan nutrisi dari pupuk,” kata Insaf. Menurutnya, sifat itu sekaligus menjadikan batang pisang sekaligus berfungsi sebagai “reaktor” mikrob, yang ujung-ujungnya mampu menyediakan hara lebih banyak. Pengalaman Insaf membuktikan bibit jabon tumbuh lebih cepat pada media tanam tanah bercampur cacahan batang pisang.

Itu dibuktikan oleh riset Helga Sugiarti di Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Insitut Pertanian Bogor. Ia menggunakan kompos batang pisang untuk menanam bibit jabon umur 6 minggu pascasemai. Dibandingkan media campuran tanah dan pasir. Selang 2 bulan, bibit di media batang pisang mencapai tinggi 14 cm. Sedangkan tinggi bibit di media tanah pasir baru 8,9 cm. Wajar saja kalau jabon di lahan Insaf berukuran fantastis: diameter 17 – 20 cm dengan tinggi 11 – 12 m pada tahun ketiga pascatanam.

Rizosfer

Menurut Dra Selly Salma MSi, periset di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) Bogor, mikrob mampu memperbaiki kemampuan tanaman dalam menyerap pupuk dan bahan organik yang tersimpan dalam butiran tanah. Makhluk liliput itu bekerja di kedua sisi, tanah dan akar tanaman dengan membentuk kompleks mikro yang dinamakan rizosfer. Lingkungan itu menjadi kunci bagi pertumbuhan, bahkan kelanjutan hidup tanaman. “Kalau lingkungan rizosfer mendukung, tanaman bakal tumbuh baik,” kata Selly. Jika terjadi kebalikannya, tanaman akan merana bahkan sampai mati.

Dalam rizosfer, rambut akar menjadi daya tarik utama bagi bakteri, cendawan, serta cacing nematoda. Pasalnya, “Rambut akar membawa trigliserida sederhana hasil fotosintesis di daun,” kata Selly. Ibarat gula menarik semut, trigliserida itu mengundang “tamu” dari berbagai kalangan. Tentu saja tidak semua “tamu” itu bersahabat, sebagian malah merugikan. Contohnya bakteri Xanthomonas atau cendawan Phytophthora – keduanya biang keladi busuk akar. Saat itulah pupuk hayati berperan: memasok rizosfer dengan “tamu” bersahabat.

Mikrob asal pupuk hayati berfungsi membantu penyerapan nutrisi, air, atau mineral dari tanah serta mensintesis berbagai hormon seperti auksin dan sitokinin. Contohnya bakteri Rhizobium yang mengubah unsur N menjadi bentuk ionik yang siap diserap akar tanaman, atau bakteri jenis Enterobacter maupun Mycobacterium yang melarutkan unsur P. Saat rizosfer menguntungkan, para mikrob bakal berupaya mempertahankan kondisi itu. “Mereka tak segan menghabisi mikrob patogen yang mencoba singgah,” kata Prof Dr Iswandi Anas Chaniago, periset di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor.

Itu menjadikan jabon yang diberi pupuk mengandung mikroba mampu tumbuh lebih cepat ketimbang cuma mengandalkan pupuk kimia. Permulaan 2010, sebelum menanam massal, Zaini pernah membandingkan langsung 2 batang jabon yang ditanam bersamaan. Salah satu diberi pupuk kandang bermikrob; lainnya, hanya mengandalkan NPK pabrik sejak pertama kali tanam. Bulan ketiga, tampak perbedaan mencolok. Pohon yang diberi pupuk bermikrob tumbuh setinggi 60 cm, sedangkan pohon yang hanya diberi NPK tingginya baru sekitar 30 cm.

Mikoriza

Pupuk hayati bukan sekadar cara memacu kadamba. Nun di Greged, Kabupaten Cirebon, 400 batang jabon di lahan 4.000 m2 kepunyaan Utuy Kuswanda, selamat dari ganasnya kemarau berkat pemberian mikoriza. Semua bermula gara-gara Utuy keburu nafsu untuk menanam jabon sampai-sampai abai terhadap musim.

Pengujung April 2011, karyawan sebuah BUMN di Kota Cirebon itu menanam jabon di lahan miliknya. Mula-mula ayah 3 anak itu menyiapkan lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dengan jarak antarlubang 3 m. Selanjutnya ia memasukkan kompos asal kotoran kambing yang sudah dilayukan. Seminggu berselang, ia menaburkan 20 – 25 g mikoriza ke lubang tanam sebelum memasukkan bibit jabon setinggi 30 – 40 cm. Sebulan pascatanam, pohon-pohon belia itu pun terpanggang matahari kemarau lantaran hujan berhenti pada akhir Mei.

Periode 3 – 4 bulan berikutnya menjadi saat-saat paling menegangkan bagi pria kelahiran 45 tahun silam itu. Pada Juli – Agustus, kemarau mencapai puncak. Angin kumbang (angin fohn yang bertiup di daerah Cirebon dan sekitarnya, red.) yang kering bertiup siang dan malam. “Jabon di kebun tetangga yang tanam sebelum saya pun banyak mati kekeringan,” ungkap Utuy. Ia sempat berniat meminta air kepada penduduk sekitar. Namun niat itu diurungkannya lantaran penduduk sekitar pun kesulitan memperoleh air. “Boro-boro minta air untuk menyiram kebun,” tutur Utuy.

Jabon di kebunnya memang tampak layu pada siang hari. Namun, menjelang sore, daun itu kembali tegak. Itu terjadi setiap hari sampai akhirnya hujan turun kembali pada akhir Oktober. Total jenderal, cuma 5% atau 20 batang jabon yang mati akibat kemarau. Kondisi itu membuat Utuy nyaris pingsan saking gembiranya. Pasalnya, selama ini tanah itu cuma dimanfaatkan untuk menanam komoditas semusim pada musim penghujan. Apalagi lahan itu miring dengan elevasi 5 – 10o, yang membuat air segera meluncur ke tempat yang lebih rendah saat turun hujan. Kadamba yang sempat merana itu kini tumbuh subur setinggi rata-rata 1,5 m dengan diameter batang 5 – 7 cm.

Fakta itu tidak mengherankan bagi Dra Harmastini Sukiman MAgr, periset di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Bogor. Menurut Harmastini, mikoriza mampu menggantikan rambut akar dalam menyerap nutrisi dan air dari tanah. “Hifa mikoriza menembus akar sampai pembuluh xilem dan floem lalu menancap di sana,” kata Harmastini. Sementara ujung lain hifa menjalar ke dalam tanah, mengikat partikel air serta unsur hara, lalu membawanya langsung ke pembuluh xilem dan floem.

Hasilnya, saat kemarau – ketika rambut akar kesulitan menyerap air dan nutrisi – tanaman tetap mendapat pasokan dari hifa mikoriza. Harmastini menggambarkan pohon bermikoriza bagaikan memiliki “akar tambahan” dengan jangkauan 2 – 3 kali lebih jauh ketimbang akar tanaman itu sendiri. Efeknya, pertumbuhan cadam tree bakal ajek saat penghujan maupun kemarau. Mikoriza salah satu cara memacu pertumbuhan agar jabon bisa dipanen sebelum 5 tahun. Semua demi memenuhi dahaga pasar terhadap kayu yang tak pernah berakhir. (Argohartono Arie Raharjo)

Posted in Uncategorized | Tagged , , , , , | Leave a comment

APLIKASI PUPUK KANDANG PADAT DAN PUPUK KANDANG CAIR

mesin press pupuk cair organik

Sebelumnya, kita bicarakan kaidah POC dengan kondisi EKSTRAC dan NON EKSTRAC, berdasarkan proses pembuatannya, untuk kondisi ekstrac harus dilakukan proses dewatering dengan menggunakan mesin press, untuk pupuk kandang padat yang telah dilakukan proses fermentasi (dekomposisi) secara penuh (=well fermented). Proses ini tentunya membutuhkan biaya relatif besar dan perlakuaan khusus. Sehingga hasil Pupuk cair ekstrac didapat. Sedangkan POC yang non-ekstrac didapat dari penampungan urine sapi dan “lelehan proses fermentasi” yang jatuh ke dalam penampungan. Sehingga sudah tentu bahwa Pupuk Organik Cair yang dihasilkan tidak Ekstrac.

Sebelumnya, kita pahami hakekat PUPUK KANDANG terlebih dahulu, adalah pupuk yang terbuat dari kotoran hewan (kotoran atau air kencing), seperti kotoran sapi, kerbau, kuda, atau ayam. Tentunya pupuk ini banyak mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman, seperti fosfor, kalium, magnesium, zinc dan nitrogen. Bentuk pupuk kandang dibagi menjadi dua, yaitu pupuk kandang dalam bentuk padat dan dalam bentuk cair.

dalam bentuk padat merupakan hasil dari kotoran hewan yang diendapkan. Sedangkan pupuk kandang dalam bentuk cair didapat dari urine hewan. Kandungan hara dalam pukan sangat menentukan kualitas. Kandungan unsur-unsur hara di dalam pukan tidak tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan yang diberikan, umur dan bentuk fisik dari ternak. Pupuk kandang dapat dibuat bermacam-macam jenisnya dilihat dari sumber untuk membuat pupuk kandang tersebut. Pupuk kandang (pukan) diperoleh dari berbagai kotoran hewan seperti kotoram ayam, sapi, kambing, babi, dan kuda. Pada pupuk kandang, dapat dilakuan pemngomposan. Pengomposan diartikan sebagai proses dekomposisi secara biologi untuk mencapai bahan organik yang stabil. Proses pengomposan menghasilkan panas.

Dengan dihasilkannya panas makan akan dihasilkan produk kompos akhir yang stabil, bebas dsri pathogen dan biji-biji gulma, berkurangnya bau, dan lebih mudah diaplikasikan ke lapangan. Selain itu perlakuan pengomposan dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman karena perubahan bentuk dari tidak tersedia menjadi mudah tersedia. Penggunaan pukan sebagai pupuk tanaman merupakan suatu siklus unsur hara yang sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbarukan, disisi lain penggunaan pukan dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun bagi tanaman. Pemanfaatan atau pengaplikasian pupuk kandang (pukan) dapat dilakukan pada lahan sawah dan lahan kering.

Pupuk kandang diproduksi dari kotoran hewan, nilai-nilai pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh makanan apa yang dikonsumsi oleh hewan tersebut, apakah fungsi hewan tersebut (apakah hewan itu digunakan sebagai alat transportasi atau ternak), jenis hewan, dan jumlah dan jenis alas kandang yang biasa digunakan untuk alas pada kandang. Oleh karena itu perlu diperhatikan dalam pemberian makanan dan cara memperlakukan hewan ternak tersebut agar mendapatkan nilai pupuk kandang yang baik dari kotoran hewan ternak tersebut. Penggunaan pupuk kandang (padat) lebih baik jika dibenamkan ke dalam tanah untuk mengurangi penguapan unsur hara. Sedangkan penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair lebih baik digunakan ketika tanaman sudah mulai tumbuh karena akan lebih mempercepat penyerapan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman.

Posted in Uncategorized | Tagged , , , , , , | Leave a comment

APLIKASI PUPUK KANDANG PADA SAWAH

padi 3

IMG_20140321_103346

Pemanfaatan atau pengaplikasian pupuk kandang (pukan) dapat dilakukan pada lahan sawah dan lahan kering.
Aplikasi pupuk kandang di lahan sawah Pemanfaatan pukan untuk padi sawah jumlahnya jauh lebih sedikit daripada untuk lahan kering (pangan dan sayuran). Jumlah maksimum pukan yang umum dipergunakan petani padi di sawah <2 t pukan ha
sedangkan petani sayuran sayuran mencapai 25-75 t ha

Hasil-hasil penelitian aplikasi pukan pada lahan sawah yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik dapat menigkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dalam kisaran 2-20%. Pukan selain mengandung hara-hara yang dibutuhkan oleh tanaman juga mengandung asam-asam humat, fulvat, hormone tumbuh dan lain-lain yang bersifat memacu pertumbuhan tanaman sehingga serapan hara oleh tanaman meningkat. Penelitian Yng telah dilaksanakan di Sembilan lokasi di Jepang dengan perlakuan pemberian pukan secara jangka panjang dapat

meningkatkan kadar humus dalam kisaran 0,83-0%; meningkatkan N-total, P-teresdia, dan Si meningkatkan kapasitas buffer tanah, KTK, dan basa=basa dapat tertukar terutama Ca dan K; menurunkan Na-dd. Ketersediaan K dalam bentuk tidak tersedia hanya cenderung meningkat (Yamashita, 1967), Kombinasi pemupukan SP-36 100 kg ha

meningkatkan pertumbuhan tanaman dan bobot kering gabah. Pemberian jerami dan pukan kerbau meningkatkan serapan hara K. Berdasarkan hal tersebut, pemupukan P yang dikombinasikan dengan pemberian jerami dan pukan disarankan pada lahan sawah yang berkadar organik rendah dan kahat (Suridikarta)

Aplikasi pupuk kandang di lahan kering Pada lahan kering, pukan dapat diaplikasikan dengan beberapa cara yaitu disebar di permukaan tanah kemudian dicampur pada saat pengolahan tanah, dalam larikan, dan dalam lubang-lubang tanam. Metode aplikasi berkaitan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Selain itu jumlah pukan yang diberikan berbeda. Seperti pemberian pukan pada tanaman sayuran mencapai 20-30 t ha, sedangkan tanaman pangan lahan kering seperti jagung, kedelai, padi gogo dan lain-lain sejumlah 1-2 t ha, Pemberian pukan ayam sebesar 2 t ha, dengan kadar N, P dan K sebsesar berturut-turut 0,76%, 14,13%, dan 0,1% pada lahan kering di Pleihari-Kalimantan Selatan meningkatkan produksi biji kering pipilan sebesar 4% . pengaruh pemberian pukan tidak terlalu
besar pada pertanaman pertama. Hasil penelitian Sutriadi (2005), menunjukan bahwa dengan aplikasi pukan ayam sebesar 2 t ha, meningkatkan produksi jagung sebanyak 6% pada musim pertama, sedangkan pada musim kedua sebesar 40% paa perlakuan tanpa dan dengan bahan organik, peningkatan antar musim mecapai enam setengah kali. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh pemberian Pukan umumnya terlihat terutama pada musim kedua (residu).

Dalam hal ini kami mengutamakan pemakaian PUPUK KANDANG SAPI, karena untuk hasil sangat dipentingkan kemantapan dalam supply, dimana KOHE sapi, memiliki produktifitas skala industri, hingga 50-70 ton per harinya, jadi untuk para petani yang telah menggunakan tidak perlu khawatir kekurangan pasokan atau kehabisan stock.

Posted in Uncategorized | Tagged , , , , , | Leave a comment

PENGGUNAAN PUPUK KANDANG (KOHE SAPI-KHUSUSNYA) DAPAT MENGURANGI UNSUR HARA YANG BERSIFAT RACUN BAGI TANAMAN

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Penggunaan bahan organik berupapupuk kandang (pukan) dilakukan oleh petani sejak dulu, tapi penggunaannya dalam jumlah besar menimbulkan kesulitan daam sumber penyediaan, pengangkutan dan aplikasinya. Bahan organik dari kotoran hewan dapat berupa pukan ayam, kambing, sapi, kerbau, baik digunakan secara langsung atau dikomposkan terlebih dahulu. Pupuk kandang dapat berasal dari peternakan sendiri, dari sekitar lokasi lahan pertanian atau didatangkan dari lokasi lain. Pupuk kandang adalah sumber beberapa hara seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan lainnya. Bagaimanapun, nitrogen adalah salah satu hara utama bagi sebagian besar tanaman yang dapat diperoleh dari pukan. Kekurangan kalium pada sebagian lokaso tertentu tidak dapat dikoreksi dengan takaran umum pukan. Kebutuhan beberapa tanaman dapat diperoleh dengan aplikasi pukan >25 t ha

Nitrogen dari pukan dirubah menjadi bentuk nitrat tersedia. Nitrat adalah mudah larut dan bergerak ke daerah perakaran tanaman. Bentuk ini sama dengan bentuk yang bias diambil oleh tanaman dari sumber pupuk anorganik dari pabrik. Pupuk kandang mengandung unsur hara dengan konsentrasi yang bervariasi tergantung dari jenis ternak, makanan, umur, dan kesehatan ternak, sehingga pukan merupakan komponen pupuk pertanian.

Akan tetapi, pukan yang tersedia kirang mencukupi kebutuhan, sehingga penggunaannya kadang kurang memberikan peningkatan hasil yang berarti kontinu. Penggunaan pukan sebagai pupuk tanaman merupakan suatu siklus unsur hara yang sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbarukan, disisi lain penggunaan pukan dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun bagi tanaman.

Posted in Uncategorized | Tagged , , , , , | Leave a comment

PROSES PENGOMPOSAN KOTORAN SAPI

reservoir

fermented well

Pengomposan diartikan sebagai proses dekomposisi secara biologi untuk mencapai bahan organik yang stabil. Proses pengomposan menghasilkan panas. Dengan dihasilkannya panas makan akan dihasilkan produk kompos akhir yang stabil, bebas dsri pathogen dan biji-biji gulma, berkurangnya bau, dan lebih mudah diaplikasikan ke lapangan. Selain itu perlakuan pengomposan dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman karena perubahan bentuk dari tidak tersedia menjadi mudah tersedia. Pada Tabel 3 di bawah adanya pengomposan meningkatkan kadar hara N, P, K, Ca, dan Mg.

Tabel Peningkatan kadar hara beberapa bahan dasar pupuk setelah pengomposan N P2O5 K2O Ca Mg Bahan organik kadar air (dalam %)

21

Pengomposan pupuk kandang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Keuntungan yang dapat diperoleh diantaranya yaitu mengurangi masa dan volume (mengurangi biaya penyimpanan), berkurangnya bau, terbasminya patogen,biji-bijian gulma menjadi mati, memperbaiki kondisi tanah, mempermudah transportasi, mengurangi sumber polusi, dan meningkatkan pelepasan hara-hara yang berkualitas lebih tinggi dari kompos secara perlahan-lahan dalam waktu tertentu. Sedangkan kekurangan dari kompos pupuk kandang (pukan) yaitu Kehilangan NH3(N), diperlukan waktu dan tenaga, memerlukan biaya investasi alat dan pengoperasiannya, dibutuhkan lahan untuk pengomposan dan diperlukan pemasaran.

Hasil penelitian pembuatan kompos dari kotoran hewan menunjukan bahwa 10-25% dari N dalam bahan asal kompos akan hilang sebagai gas NH3 selama proses pengomposan.

Posted in Uncategorized | Tagged , , , | Leave a comment

FAKTA TENTANG URINE SAPI

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya ternyata pupuk bio urine sapi terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi batang, diameter batang, pertambahan jumlah daun dan pertambahan jumlah cabang. Tanaman anggrek (Epidendrum radicans pav.).

Pupuk bio urine sapi mengandung unsur  nitrogen (N) 1 %, fosfor (F) 0,5 %, Kalium (K) 1,5 % dan air 92  %. Bio urine juga mengandung RB dan AZBA merupakan mikroba diazotrop yang berfungsi mengikat gas nitrogen dari udara sedangkan RB merupakan campuran dari 2 bakteri, yaitu Rumimino coccus yang memiliki fungsi sebagai dekomoser dan Baccilus thurilensis yang berfungsi dekomposer, serta merupakan bio pestisida yang membantu memproteksi tanaman dari gangguan bakteri-bakteri patogen.

Proses pembuatan pupuk organik cair dari bio urine sapi dimulai  dengan menampung urine sapi di penampungan, lalu urine sapi difermentasi selama 7 hari. Setelah 7 hari, urine sapi dialirkan dengan alat khusus dan dialirkan menuruni tangga yang dibuat khusus. Urine dibiarkan terus mengalir selama 24 jam. Tujuan pengaliran urine yang telah difermentasi adalah untuk memecahkan unsur amoniak yang masih terdapat dalam urine tersebut. Ketika urine jatuh menuruni tangga, unsur amoniak akan pecah, sehingga bio urine ini tidak akan berbahaya bagi tanaman. Setelah pengaliran, lalu ditambahkan AZBA dan RB. Lalu pupuk bio urine sai ini pun siap digunakan.

Pemberian pupuk bio urine sapi pada tanaman padi ternyata berpengaruh terhadap pertambahan tinggi batang tanaman padi. Tanaman padi yang diberikan pupuk bio urine ternyata tumbuh lebih cepat dibandingkan tanaman yang tidak diberikan pupuk bio urine. Tanaman padi yang diberikan bio urine sapi ternyata tumbuh hampir 2 kali lebih cepat dibandingkan tanaman padi yang tidak diberikan pupuk bio urine sapi. Selain itu, kondisi tanah tanah yang tidak diberikan pupuk bio urine sapi lebih keras teksturnya dibanding tanaman yang diberikan pupuk bio urine sapi. Tanaman yang diberikan pupuk bio urine sapi ternyata juga lebih bebas dari gangguan belalang. Ini dibuktikan dengan daun tanaman padi yang diberikan pupuk bio urine sapi lebih sedikit dimakan belalang. Ini dikarenakan pupuk bio urine sapi memberikan aroma yang sedikit menyengat, sehingga belalang enggan unuk mendekati tanaman padi yang diberikan pupuk bio urine.

Dari penelitian dan kajian pustaka yang telah penulis lakukan, diketahui bahwa pupuk bio urine sapi jauh lebih ramah lingkungan. Selain itu, pupuk bio urine lebih ekonomis dan dapat diproduksi sendiri oleh petani. Penggunaannya juga lebih mudah dan aman tanpa mencemari lingkungan.

Posted in Uncategorized | 2 Comments